![]() |
KANAK-KANAK MENYIAPKAN MAKANAN BERBUKA PUASA |
Tujuan ibadah puasa adalah untuk mencapai derajat takwa. Orang yang
bertakwa adalah orang yang imannya senantiasa aktif membentuk dirinya,
sehingga dia tetap istiqamah (konsisten) dalam beribadat, berakhlak
mulia dan terjauh dari segenap dosa dan maksiat.
Banyak orang yang telah berulang kali puasa setiap tahun, bahkan ada yang sudah puluhan kali berpuasa, namun taqwa masih jauh dari kehidupannya, imannya tidak aktif, ibadatnya tidak istikamah, dan akhlaqnya jauh dari mulia, perbuatan dosa masih mengotori dirinya, yang diperoleh dari ibadah puasa hanya lapar dan haus saja.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebab tidak sedikit manusia menduga bahwa puasa itu hanya sekadar menahan lapar dan haus saja, dan mereka juga memahami bahwa puasa itu adalah pengendalian hawa nafsu selama bulan Ramadan saja, lalu setelah Ramadan mereka kembali dikendalikan oleh hawa nafsunya.
Banyak orang yang telah berulang kali puasa setiap tahun, bahkan ada yang sudah puluhan kali berpuasa, namun taqwa masih jauh dari kehidupannya, imannya tidak aktif, ibadatnya tidak istikamah, dan akhlaqnya jauh dari mulia, perbuatan dosa masih mengotori dirinya, yang diperoleh dari ibadah puasa hanya lapar dan haus saja.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebab tidak sedikit manusia menduga bahwa puasa itu hanya sekadar menahan lapar dan haus saja, dan mereka juga memahami bahwa puasa itu adalah pengendalian hawa nafsu selama bulan Ramadan saja, lalu setelah Ramadan mereka kembali dikendalikan oleh hawa nafsunya.
![]() |
SAAT MENUNGGU BERBUKA PUASA |
Jika hal itu
menimpa kita, maka sangat memperhatinkan. Itu artinya kita belum
memahami hakikat dari berpuasa. Dimana hakikat puasa bukan sekadar
menahan hawa nafsu dari rasa lapar dan haus. Namun hakikat puasa
pengendalian diri secara total dengan kendali iman. Selain mengendalikan
mulut dari makan dan minum, puasa juga mengendalikan lidah dari
perkataan yang tidak terpuji, seperti bohong, bergunjing, bergosip
(gibah), caci maki dan lain lainnya.
Puasa juga pengendalian mata (ghadhul bashar) dari memandang hal yang diharamkan Allah swt seperti melihat tontonan aurat, tontonan maksiat dan lain lain.
Puasa juga mengendalikan telinga dari mendengarkan hal- hal yang tidak diredhai Allah seperti mendegar musik hura-hura, mendengar gosip dan lain-lain. Puasa juga mengendalikan kaki dan tangan dari tingkah laku yang tidak diridhai Allah.
Puasa juga pengendalian mata (ghadhul bashar) dari memandang hal yang diharamkan Allah swt seperti melihat tontonan aurat, tontonan maksiat dan lain lain.
Puasa juga mengendalikan telinga dari mendengarkan hal- hal yang tidak diredhai Allah seperti mendegar musik hura-hura, mendengar gosip dan lain-lain. Puasa juga mengendalikan kaki dan tangan dari tingkah laku yang tidak diridhai Allah.
![]() |
MENDENGAR TAZKIRAH RAMADAN |
Demikianlah hakikat puasa yang akan membawa manusia beriman menuju taqwa yang merupakan puncak kemuliaan manusia di hadapan Allah swt.
Puasa juga mengandung makna pembangunan atau pembentukkan karakter, penguasaan atas hawa nafsu dan suatu inspirasi ke arah kreativitas individual dan sosial.
Puasa juga telah menjadi bagian dari pilar-pilar Islam yang merupakan kewajiban agama bagi semua orang yang berimankan tauhid. Dan karena itu barangsiapa yang menolaknya maka ia termasuk dalam golongan yang ingkar agama.
Puasa juga merupakan tanda lahir dari ketaatan, penyerahan dan peribadatan kepada Allah SWT. Allah swt berfirman,“Puasa itu untuk-Ku, karena itu Akulah yang akan memberi ganjaraannya langsung!” (Bihar al-Anwaar 96:255).
![]() |
BERSOLAT TARAWIH BERJEMAAH |
Dengan
puasa seorang muslim mengungkapkan penyerahannya (taslim) kepada
perintah Allah, sambutannya atas kehendak-Nya, dan merupakan penolakkan
yang tegas atas penguasaan hawa nafsu atas dirinya, dan hasrat
pribadinya. Puasa menjadi sebuah manifestasi dari ketaatan makhluk-Nya
kepada Kehendak Yang Maha Kuasa.
Ekspresi yang diungkapkan lewat puasa ini mewakili bentuk penguasaan diri, dan usaha dalam mengatasi kesenangan-kesenangan jasadi dan berbagai kenikmatan badani demi kecintaan Allah yang penuh berkat, kedekatan kepada-Nya dan gairah untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Ekspresi yang diungkapkan lewat puasa ini mewakili bentuk penguasaan diri, dan usaha dalam mengatasi kesenangan-kesenangan jasadi dan berbagai kenikmatan badani demi kecintaan Allah yang penuh berkat, kedekatan kepada-Nya dan gairah untuk memperoleh keridhaan-Nya.
![]() |
BERBUKA PUASA CARA BERJEMAAH |
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata,
“Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah, diamnya adalah tasbih, do’anya
mustajab (dikabulkan), amalnya diterima. Sesungguhnya bagi seorang yang
berpuasa di saat berbuka do’anya tidak tertolak!” (Bihar al-Anwar
93:360)
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya ada satu surga yang pada pintunya ada penjaga yang melarang siapapun masuk kecuali orang-orang yang berpuasa.” (Al-Bihar 96:252)
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya ada satu surga yang pada pintunya ada penjaga yang melarang siapapun masuk kecuali orang-orang yang berpuasa.” (Al-Bihar 96:252)
![]() |
MENINGKATKAN TAKWA DI BULAN RAMADAN |
![]() |
USAH MEMBAZIR - INGATI GOLONGAN MALANG |
Imam Ja’far
al-Shadiq as berkata, “Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kebahagiaan:
kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan
Tuhannya.” (Furu’ al-Kafi 4:65)
Sayyidah Fathimah az-Zahra as berkata, “Dia (Allah swt) menjadikan puasa sebagai penguat keikhlasan” (A’yan al-Syi’ah 1:316).
Sayyidah Fathimah az-Zahra as berkata, “Dia (Allah swt) menjadikan puasa sebagai penguat keikhlasan” (A’yan al-Syi’ah 1:316).
Karena itu, patut kita memetik hakikat puasa.
Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk memahami hakikat puasa,
sehingga pintu surga terbuka lebar untuk kita.
Aamiin.
sumber
NOTA KAKI:
Marilah kita sama-sama meningkatkan amal takwa di bulan yang mulia ini. Sesungguhnya hakikat puasa yang sebenar adalah meningkatkan amal ibadah yang dilipatgandakan kurniaan dari Allah SWT sempena ramadhan yang mulia serta penuh barokah ini. Ingatlah ramadan bukan sekadar menikmati pelbagai juadah berbuka puasa sehingga ada sebahagian kita tergamak membazir pula rezeki yang diterima. Berpada-padalah kita dalam berbelanja malah utamakan berzakat dan bersedekah. InshaALLAH, di situlah rahmat Allah yang melimpah-ruah.
Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment